Monday, September 28, 2015

Konsep Dasar IQ.EQ dan SQ

  Konsep Dasar IQ,EQ,dan SQ
Dalam pembicaraan yang berkaitan dengan konsep dasar IQ ,EQ dan SQ.yaitu diperlukan keseimbangan pula dari kecerdasan emosi dan intelektualnya. Jadi seharusnya IQ, EQ dan SQ pada diri setiap orang mampu secara proporsional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa-raga yang penuh keseimbangan. Dari pernyataan tersebut, dapat dilihat sebuah model ESQ yang merupakan sebuah keseimbangan Body (Fisik), Mind (Psikis) and Soul (Spiritual).
Menurut Danah Zohar & Ian Marshall: SQ the ultimate intelligence: 2001, IQ bekerja untuk melihat ke luar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan), maka SQ (spiritual quotient) menunjuk pada kondisi ‘pusat-diri’.
2. Menjelaskan Fungsi EQ dalam membangun karir
Otak memegang peranan penting dalam membangun karir seseorang karena bahagian otak mengendalikan fungsi yang berbeda-beda.hal in dilihat bahwa bahagian otak itu mempunyai pungsi masing masing ,sebagaimana diungkapkan dibawah ini:
a.    Medulla Oblongata (batang otak)
Berfungsi mengendalikan fungsi-fungsi penyangga kehidupan dasar. Contohnya pernafasan dan kelajuan denyutan jantung, mengendali suhu, proses pencernaan, dan menyampaikan informasi dari serebelum.
b.      Serebelum (otak kecil / otak belakang)
Mengendalikan gerak tubuh dalam ruang dan menyimpan ingatan untuk respon-respon dasar yang dipelajari.
c. Sistem Limbik ( otak tengah)
1)          Sistem limbik penting bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek.
2)             Menjaga homeostatis di dalam tubuh yaitu tekanan darah, suhu badan dan kadar gula dalam darah.
3)             Terlibat dalam emosi ketahanan hidup dari hasrat seksual atau perlindungan badan.
4)                Sistem limbik mengandung Hipotalamus yang sering dianggap penting.
5) Hipotalamus mengatur hormon, emosi, makanan, minuman, suhu badan, keseimbangan kimiari, tidur, dan bangun serta mengatur kelenjar utama dari otak ( kelenjar pituitari)
d. Serebrum ( korteks serebral)
1)             Serebrum adalah karya besar evolusi alam dan
bertanggungjawab atas ketrampilan termasuk ingatan, komunikasi, pembuatan keputusan dan kreativiti.
2)             Fungsinya pengaturan, ingatan, pemahaman, komunikasi, kreativitas, pembuatan keputusan, bicara, dan musik.
e. Kekuatan otak adalah serebrum atau disebut 'Otak Kiri dan Otak Kanan'.
1) Serebrum membagikan tugas ke dalam dua kategori utama yaitu otak kanan dan otak kiri.antara tugas otak kanan adalah irama, kesedaran ruang, imaginasi, melamun, warna, dimensi dan tugas‑tugas yang memerlukan kesedaran  holistik atau gambaran keseluruhan.
2) Antara tugas otak kiri adalah kata-kata, logikal, angka, urutan, daftar dan analisis.
3 .Pengaruh SQ dalam kehidupan
Dalam satu tulisan yang ungkapkan oleh DR HC Ary Ginanjar Agustian, salah seorang penemu ESQ, yang berjudul Spiritual Management , beliau menceritakan sebuah cerita yang sangat menarik terkait dengan makna hidup bagi seseorang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan. Yaitu tatkala seseorang telah mencapai kesuksesan dunia.keberhasilan dalam karir,terpenuhinya segala kebutuhan harta benda,ternyata ada hal yang kosong atau hampa tanpa makna,sebab seseorang belum menyadari apa makna hidup yang sebenarnya.
Sekarang mari kita renungkan, lalu pembelajaran seperti apa yang tepat untuk kita yang memiliki kemungkinan memiliki sisa umur 10, 20, 30, 50 atau tahun lagi? Anak-anak yang hidupnya hanya tinggal beberapa saat saja mereka diajarkan nilai-nilai, lantas bagaimana dengan kita yang memiliki harapan hidup lebih panjang yang bekerja di perusahaan atau instansi?
Fenomena ini membuat kita semakin mengerti mengapa seseorang yang diberi kesempatan hidup kedua mengalami fenomena berhadapan dengan maut maka sekonyong-konyong cara hidupnya berubah. Hidupnya menjadi lebih punya arti, lebih punya makna, dan lebih punya nilai.
Artinya kesadaran orang akan mati dan umur yang terbatas sesungguhnya adalah salah satu cara efektif untuk membangun karakter seseorang. Akan tetapi sangat mahal apabila harus mengalami terlebih dahulu "near death experience" secara ril. Sekarang di zaman modern ini hal tersebut bisa ditrainingkan, agar bisa ditanamkan dan value menjadi sebuah belief system yang tidak hanya sekedar menjadi hiasan dinding.
Ada kisah menarik. Di bilangan Jakarta Selatan ada seorang pengusaha yang amat kaya, ia pemilik salah satu hotel termewah di sana.

Apa yang ia kerjakan setiap hari? Ia memandikan dan membersihkan penderita penyakit kusta, hingga ia pun tertular kusta!
Mengapa ini ia lakukan? Ia mengalami proses "near death experience" dan memperoleh kesempatan hidup yang kedua setelah dokternya mengatakan bahwa ia tidak bisa disembuhkan, lalu ia shalat tahajud 40 malam. Dan ternyata sembuh! Setelah itu cara pandang akan hidupnya berubah. Ia mengerti akan arti hidup melalui sebuah pengalaman.
Paparan di atas mengingatkan kita akan problematika pelajar dan mahasiswa di negara kita. Mencermati fenomena tawuran yang terus meningkat baik dari segi jumlah maupun agresifitasnya, menunjukan persoalan pada generasi muda yang cukup serius yaitu kemiskinan nilai dan kemiskinan tentang makna hidup.
Menanggapi peristiwa tawuran yang terjadi dibeberapa tempat menyababkan kematian siswa dan mahasiswa, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan bahwa dunia pendidikan betul-betul berada pada titik nadir yang paling rendah dan dianggap gagal dalam membentuk generasi penerus bangsa.
Lalu bagaimana dengan sistem perekrutan karyawan dan pembinaan di perusahaan atau instansi? Karena sesungguhnya merekalah yang akan direkrut, Ternyata yang diutamakan dalam pemilihan karyawan baru lagi-lagi masih juga seputar kecerdasan intelektual. Begitu pula dengan pembinaan karyawan kebanyakan masih seputar skill dan knowledge. Padahal mereka telah mengalami proses pembudayaan yang sedemikan rupa selama bertahun-tahun baik di SMA nya ataupun di kampus dan lingkungannya. Hal inilah yang akan memunculkan banyak permasalahan di kemudian hari.
Silicon Valley terkenal sebagai tempat berkumpulnya perusahaan­perusahaan teknologi dunia seperti Google, Apple, Yahoo, dan Hewlett-Packard (HP). Namun, para petinggi perusahaan di Silicon Valley tersebut justru menyekolahkan anak mereka di sekolah yang tidak memiliki komputer sama sekali. Waldorf School of The Peninsula tempat para  petinggi perusahaan high tech tersebut menyekolahkan anaknya justru menjauhkan siswa-siswanya dari computer. Mereka menekankan pendidikan kepada aktivitas fisik dan belajar secara kreatif. Alat-alat belajar yang digunakan para siswa adalah pena, kertas, bahkan bisa menggunakan alat rajut dan lumpur. Sekolah ini hanya berhiaskan papan tulis dengan kapur warna-warni, rak buku ensiklopedi, meja kayu penuh workbook, dan pensil-pensil.
Di sekolah ini anak-anak juga diajari berhitung dengan cara-cara unik, seperti memotong buah menjadi beberapa bagian dan kegiatan  lainnya yang menuntut kreativitas guru dan siswa. Para    pendidik dan  orangtua percaya bahwa pendidikan dan teknologi  tidak bisa dicampuradukkan. Mereka percaya bahwa komputer menghambat pemikiran dan gerakan kreatif anak, serta mengurangi interaksi antar manusia secara langsung. Di sini mereka belajar tentang nilai dan makna.
Kembali ke masalah pendidikan, konon keruntuhan ekonomi dunia yang terjadi beberapa waktu lalu hingga saat ini, ada hubungannya dengan sistem pendidikan. Shoshana Zuboff, seorang profesor di Harvard Business School dan telah mengajar selama 15 tahun di program MBA. Ia mengatakan bahwa yang selama ini diajarkan di sekolah-sekolah telah melahirkan para pelaku bisnis yang tidak lagi dapat dipercaya.
2. Dengan demikian pendidikan nilai dan karakter makin dirasakan tidak saja penting bagi para siswa namun juga para karyawan di perusahaan Perlu kiranya kita pahami terlebih dahulu beberapa pandangan para ahli berkaitan dengan pengaruh SQ dalam kehidupan .untuk mempertemukan alur pikiran dan pendapat dari beberapa sudut pandang yang berbeda satu sama lain.
Sebagaiamana diungkapkan oleh Manpj Yadap .(Mind-soul ;maret 25.2013 ) What is spiritual Inteligence ( SQ)
”Spiritual inteligence is a relatively new term and has not been widely studied by scientists.in some cases, the disproval of SQ can be attributed to denial of the existence of spirit by scientific community.Spritual inteligence is also known as the social inteligence of and indivudualperson,this is more appealing definition to some ,as the concept of spirit is removed from the equation.while IQ helps in analyzing a task and EQ represent the basic motivation behind the task,SQ helps one to tackle the very basic question of ”why should the task be performed .? Spiritual inteligence or social inteligence of person is dependent upon social factors and the nature of the individual`s environment or community,although the person might be living in occordance with a particular society`s standards, the same rules may or may not be universal across all human society. ”
Inteligensi spiritual adalah istilah yang relatif baru dan belum banyak dipelajari oleh para ilmuan dalam beberapa kasus, penolakan  terhadap SQ dapat dikaitkan dengan penolakan keberadaan roh oleh  masyarakat ilmiah.
Inteligensi spritual juga dikenal sebagai inteligensi sosial dan orang secara indivudu, ini adalah definisi yang lebih menarik bagi sebagian orang, sebagai konsep roh akan dihapus dari Inteligen Quation. Sementara membantu dalam menganalisis tugas dan EQ merupakan motivasi dasar di balik tugas, SQ membantu seseorang untuk mengatasi pertanyaan yang sangat dasar "mengapa tugas dilakukan.?
Inteligensi spiritual atau inteligensi sosial orang tergantung pada faktor-faktor sosial dan sifat individu lingkungan atau masyarakat, meskipun orang tersebut mungkin tinggal sesuai dengan masyarakat standar tertentu, aturan yang sama mungkin atau mungkin tidak universal di semua masyarakat manusia.
Kita perhatikan juga uraian dari Danar Zohar dan Ian Marshall dari Harvard University dan Oxford University menjelaskan bahwa .Kecerdasan SQ kecerdasan spiritual adalah sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. SQ juga bermakna kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan mendalam . Kecerdasan untuk  menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Kecerdasan ini terletak dalam suatu titik yang disebut dengan God Spot. Mulai populer pada awal abad 21. Melalui kepopulerannya yang diangkat oleh Danar Zohar dalam bukunya Spiritual Capital dan berbagai tulisan seperti The Binding Problem karya Wolf Singer. Dalam beberapa bagian bukunya Zohar dan Marshal mencoba menyoroti hubungan antara agama dan SQ. Karena pada umumnya orang beranggapan bahwa SQ selalu berhubungan dengan agama. Padahal menurut kedua pengarang tersebut SQ berbeda dengan agama. Kalau agama merupakan aturan­aturan dari luar sedang SQ adalah kemampuan internal. Sesuatu yang menyentuh dan membimbing manusia dari dalam. SQ mampu menghubungkan manusia dengan ruh esensi di belakang semua agama. Orang yang SQ-nya tinggi tidak picik dan fanatik atau penuh prasangka dalam beragama.
Pengertian spiritualitas yang dikemukakan oleh Zohar dan Marshall tidak selalu mengkaitkan dengan masalah ketuhanan. Bagi mereka, kecerdasan spiritual lebih banyak terkait dengan masalah makna hidup, nilai-nilai dan keutuhan diri. Kesemuanya tidak perlu berkait dengan masalah ketuhanan. Orang dapat menemukan makna hidup dari bekerja, belajar, berkarya bahkan ketika menghadapi problematika dan penderitaan. Di sini tampak bahwa Zohar dan Marshall menempatkan agama hanya sebagai salah satu cara mendapatkan SQ tinggi.
Menurut para pakar, kecerdasan inilah yang sebagai penentu kesuksesan seseorang. Kecerdasan ini menjawab berbagai macam pertanyaan dasar dalam diri manusia. Kecerdasan ini juga menjawab dan mengungkapkan tentang jati diri seseorang, “Who Jam“.
Orang yang ber SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif. Manusia yang memiliki SQ tinggi cenderung akan lebih  bertahan hidup dari pada orang yang ber SQ rendah. Banyak kejadian­kejadian bunuh diri karena masalah yang sepele, mereka yang demikian itu tidak bisa memberi makna yang positif dari setiap kejadian yang mereka alami dengan kata lain SQ atau kecerdasan spiritual mereka sangat rendah.  Dalam tinjauan lain sebagaimana diungkapkan oleh Ary Ginanjar dalam bukunya Emosional Quotien dijelaskan bahwa Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan utnuk menghadapi persoalan makna,yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna disbanding dengan yang lain. Spiritual quotion adalah landasan yang diperlukan untuk mempungsikan IQ dan EQ secara efektif,SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia. Dalam ESQ ,kecerdasan spiritual adalah kemampuan member makna spiritual terhadap pemikiran ,prilaku dan kegiatan serta mampu mensinergikan IQ,EQ dan SQ secara komprehensif dan transedental.   Orang yang bekerja dalam kontek SQ mempunyai prinsip,bekerja adalah memberi,dan berorientasi pada pengabdian kepada tuhan.yaitu orang yang memaknai pekerjaannya sebagai pengabdian kepada tuhan dan demi kepentingan umat manusia yang dicintainya,berpikir secara integral dan membantu suatu kondisi dalam kesulitan secara keseluruhan,harus mempunyai prinsip yang timbul dari dalam dan bukan dari luar saja.tidak terpengaruh oleh lingkungan sehingga terjadi penggabungan atau sinergi antara rasionalitas dunia ( EQ dan IQ) serta kepentingan spiritual yang hasilnya adalah kebahagiaan dan kedamaian pada jiwa orang yang melakukannya. Inilah etos kerja yang tertinggi nilainya.
Dalam suatu kata mutiara yang perlu dicamkan seperti ungkapan berikut:
Take time to think, it is the source of power. take time to read ,it is the foundation of wisdom. Take time to quiet, it is the opportunity to seek goal


.take time to dream, it is the future made of .take time to pray ,it is the greatest power on earth.
Dalam sebuah seminar tentang pendidikan di Palembang yang penulis ikut hadir didalamnya yang direalisasikan sebagai hasil kesimpulan seminar tersebut berbunyi “Belajar menghasilkan ilmu,ilmu menghasilkan keterampilan, keterampilan menciptakan ekerjaan,pekerjaan membuahkan penghasilan atau pendapatan materi dan non materi,pendapatan member kesempatan dan kemampuan untuk pengabdian,pengabdian menghasilkan makna hidup dan kebahagiaan.
Dari pola pikir seperti itu adalah kenyataan dalam kehidupan kita sehari-hari, dimana manusia berusaha pada akhir tujuannya adalah kebahagiaan dalam bentuk nilai ,harga diri dihadapan munusia dari hasil kerja kerasnya disamping memperoleh kecukupan dalam materi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.namun dalam konsep SQ semestinya rumus kehidupan sebagai hasil dari seminar tersebut harus dibalik yaitu awali semua kegiatan dengan landasan ketuhanan dengan segala aspeknya yaitu nilai yang baik,pengabdian sebagai tujuan ,kokoh dengan integritas dan ketulusan dan keyakinan,maka timbul kreativitas,inovasi dan keluwesan ,ilmu dan keterampilan adalah sarana yang mendampingi kesuksesan yang teraplikasi dalam pekerjaan yang professional, handal .sehingga sasaran yang akan dicapai lebih jauh,tidak terbatas pada alam dunia saja tetapi menembus pada sasaran suci diciptakannya manusia sebagai pengabdi dihadapan tuhan yang maha kuasa.
Jadi dari uraian yang diungkapkan oleh Manpj Yadap , Danar Zohar dan Ian Marshall dari Harvard University dan Oxford University dengan uraian dari Ary Ginanjar terdapat perbedaan yang signifikan yaitu menurut Danar Zohar dan Ian Marshal mengatakan bahwa Kecerdasan SQ kecerdasan spiritual adalah sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. SQ juga bermakna kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan mendalam,namun tetap berada dalam  batas kehidupan nyata,namun dalam uraian Ary Ginanjar memaknakan bahwa SQ dalam ESQ ,kecerdasan spiritual adalah kemampuan member makna spiritual terhadap pemikiran ,prilaku dan kegiatan serta mampu mensinergikan secara seimbang antara IQ, EQ dan SQ secara komprehensif dan transedental.

Karena Orang yang bekerja dalam kontek SQ mempunyai prinsip,bekerja adalah memberi,dan berorientasi pada pengabdian kepada tuhan.yaitu orang yang memaknai pekerjaannya sebagai pengabdian kepada tuhan dan demi kepentingan umat manusia yang dicintainya,berpikir secara integral dan membantu suatu kondisi dalam kesulitan secara keseluruhan.

No comments:

Post a Comment