Kisah nabi Musa alaihis salam bermula dari kisah Raja Fir'aun yang memerintah Mesir sekitar
kelahirannya .Firaun adalah seorang raja yang zalim, kejam dan tidak
berperikemanusiaan. Ia memerintah negaranya dengan kekerasan, penindasan dan
melakukan sesuatu dengan sewenang-wenangnya. Rakyatnya hidup dalam ketakutan
dan rasa tidak aman tentang jiwa dan harta benda mereka, terutama Bani Isra'il
yang menjadi hamba kekejaman, kezaliman dan bertindak sewenang-wenangnya dari
raja dan orang-orangnya. Mereka merasa tidak tenteram dan selalu dalam keadaan
gelisah, walau pun berada dalam rumah mereka sendiri. Mereka tidak berani
mengangkat kepala bila berhadapan dengan seorang hamba raja dan berdebar hati
mereka karena ketakutan bila kedengaran suara pegawai-pegawai kerajaan lalu di
sekitar rumahmereka, apalagi bunyi kasut mereka sudah terdengar di depan pintu.
Yukabad, isteri Imron bin Qahat bin Lawi bin Ya'qub sedang
duduk seorang diri di salah satu sudut rumahnya menanti dtgnya seorang bidan
yang akan memberi pertolongan kepadanya melahirkan bayi dari dalam kandungannya
itu.
Bidan datang dan lahirlah bayi yang telah dikandungnya selama
sembilan bulan dalam keadaan selamat, segar dan sehat afiat. Dengan lahirnya
bayi itu, maka hilanglah rasa sakit yang luar biasa dirasai oleh setiap
perempuan yang melahirkan namun setelah diketahui oleh Yukabad bahwa bayinya
adalah lelaki maka ia merasa takut kembali. Ia merasa sedih dan hawatir bahwa
bayinya yang sangat disayangi itu akan dibunuh oleh orang-orang Fir'aun. Ia
mengharapkan agar bidan itu merahsiakan kelahiran bayi itu dari sesiapa pun.
Bidan yang merasa simpati terhadap bayi yang lucu dan bagus itu serta merasa
betapa sedih hati seorang ibu yang akan kehilangan bayi yang baru dilahirkan
memberi kesanggupan dan berjanji akan merahsiakan kelahiran bayi itu.
Setelah bayi mencapai tiga bulan, Yukabad tidak merasa
tenang dan selalu berada dalam keadaan cemas dan khuatir terhadap keselamatan
bayinya. Allah memberi ilham kepadanya agar menyembunyikan bayinya di dalam
sebuah peti yang tertutup rapat, kemudian membiarkan peti yang berisi bayinya itu
terapung di atas sungai Nil. Yukabad tidak boleh bersedih dan cemas ke atas
keselamatan bayinya karena Allah menjamin akan mengembalikan bayi itu kepadanya
bahkan akan mengutuskannya sebagai salah seorang rasul.
Dengan bertawakkal kepada Allah dan kepercayaan penuh
terhadap jaminan Illahi, maka dilepaskannya peti bayi oleh Yukabad, setelah
ditutup rapat dan dicat dengan warna hitam, terapung dipermukaan air sungai
Nil. Kakak Musa diperintahkan oleh ibunya untuk mengawasi dan mengikuti peti
rahsia itu agar diketahui di mana ia berlabuh dan ditangan siapa akan jatuh
peti yang mengandungi erti yang sangat besar bagi perjalanan sejarah umat manusia.
Alangkah cemasnya hati kakak Musa, ketika melihat dari jauh
bahwa peti yang diawasi itu, dijumpai oleh puteri raja yang kebetulan berada di
tepi sungai Nil bersantai bersama beberapa dayangnya dan dibawanya masuk ke
dalam istana dan diserahkan kepada ibunya, isteri Fir'aun. Yukabad yang segera
diberitahu oleh anak perempuannya tentang nasib peti itu, menjadi kosonglah
hatinya karena sedih dan cepat serta hampir saja membuka rahsia peti itu, andai
kata Allah tidak meneguhkan hatinya dan menguatkan hanya kepada jaminan Allah
yang telah diberikan kepadanya.
Raja Fir'aun ketika diberitahu oleh Aisah, isterinya, tentang
bayi laki-laki yang ditemui di dalam peti yang terapung di atas permukaan
sungai Nil, segera memerintahkan membunuh bayi itu seraya berkata kepada
isterinya: "Aku khuatir bahwa inilah bayi yang diramalkan, yang akan
menjadi musuh dan penyebab kesedihan kami dan akan membinasakan kerajaan kami yang besar ini." Akan tetapi isteri Fir'aun yang sudah terlanjur menaruh
simpati dan sayang terhadap bayi yang lucu dan manis itu, berkata kepada
suaminya: "Janganlah bayi yang tidak berdosa ini dibunuh. Aku sayang kepadanya
dan lebih baik kami ambil dia sebagai anak, kalau-kalau kelak ia akan berguna
dan bermanfaat bagi kami. Hatiku sangat tertarik kepadanya dan ia akan menjadi
kesayanganku dan kesayangmu". Demikianlah jika Allah Yang Maha Kuasa
menghendaki sesuatu maka dilincinkanlah jalan bagi terlaksananya takdir itu.
Dan selamatlah nyawa putera Yukabad yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk
menjadi rasul-Nya, menyampaikan amanat wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang
sudah sesat.
Nama Musa yang telah diberikan kepada bayi itu oleh keluarga
Fir'aun, berarti air dan pohon {Mu=air , Sa=pohon} sesuai dengan tempat
ditemukannya peti bayi itu. Didatangkanlah kemudian ke istana beberapa inang
untuk menjadi ibu susuan Musa. Akan tetapi setiap inang yang mencoba dan
memberi air susunya ditolak oleh bayi yang enggan menyedut dari setiap buah dada yang diletakkan ke bibirnya. Dalam keadaan isteri Fir'aun lagi bingung
memikirkan bayi pungutnya yang enggan menetek dari sekian banyak inang yang
didatangkan ke istana, datanglah kakak Musa menawarkan seorang inang lain yang
mungkin diterima oleh bayi itu.
Atas pertanyaan keluarga Fir'aun, kalau-kalau ia mengenal
keluarga bayi itu, berkatalah kakak Musa: "Aku tidak mengenal siapakah
keluarga dan ibu bayi ini. Hanya aku ingin menunjukkan satu keluarga yang baik
dan selalu rajin mengasuh anak, kalau-kalau bayi itu dpt menerima air susu ibu
keluarga itu".
Setelah selesai masa meneteknya, dikembalikan Musa oleh
ibunya ke istana, di mana ia di asuh, dibesar dan dididik sebagaimana anak-anak
raja yang lain. Ia mengenderai kenderaan Fir'aun dan berpakaian sesuai dengan
cara-cara Fir'aun berpakaian sehingga ia dikenal orang sebagai Musa bin
Fir'aun.
Bacalah tentang isi cerita di atas di dalam Al-Quran dari
ayat 4 hingga ayat 13 dalam surah "Al-Qashash" sebagai berikut :~
"4.~ Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang
di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah dengan menindas
segolongan dari mrk, menyembelih anak lelaki mrk dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakan.5.~ Dan Kami hendak memberi kurnia kepada orang-orang yang tertindas
di bumi {Mesir} itu dan hendak menjadi mrk pemimpin dan menjadikan mrk
orang-orang yang mewarisi {bumi}.6.~ Dan Kami akan teguhkan kedudukan mrk di
muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman berserta
tenteranya apa yang selalu mereka khuatirkan dari mereka itu.7.~ Dan Kami
ilhamkan kepada ibu Musa,"susukanlah dia, dan apabila kamu khuatir
terhadapnya, maka jatuhkan dia ke dalam sungai {Nil}. Dan janganlah kamu
khuatir dan janganlah pula bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan
mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya {salah seorang} dari para
rasul.8.~ Maka pungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya ia menjadi
musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman berserta
tenteranya adalah orang-orang yang bersalah.9.~ Dan berkatalah isteri Fir'aun:
"Ia {Musa} biji mata bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya,
mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak,"
sedang mrk tiada menyedari.10.~ Dan menjadi kekosongan hait ibu Musa,
seandainya Kami tidak teguhkan hatinya, spy ia termasuk orang-orang yang
percaya {kepada janji Allah}.11.~ Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa
yang perempuan: "Ikutilah dia". Maka kelihatan olehnya Musa dari
jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya.12.~ Dan Kami cegah Musa dari menyusu
kepada perempuan-perempuan yang nahu menyusukannya sebelum itu, maka berkatalah
saudara Musa: "Mahukah kamu aku tunjukkan kepada kamu ahlul-bait yang akan
memeliharakannya utkmu dan mrk dpt berlaku baik kepadanya?"13.~ Maka Kami
kembalikan Musa kepada ibunya supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan
supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi manusia
kebanyakan tidak mengetahuinya." { Al-Qashash : 4 ~ 13
Nabi Musa wafat pada usia 150 tahun di atas sebuah bukit
bernama "Nabu", di mana ia diperintahkan oleh Allah untuk melihat
tanah suci yang dijanjikan {Palestin} namun tidak sampai memasukinya.
Terima kasih telah membaca artikel ini semoga menjadi pelajaran dalam kehidupan kita untuk menjadi manusia baik dan selamat dunia dan akhirat.
Terima kasih telah membaca artikel ini semoga menjadi pelajaran dalam kehidupan kita untuk menjadi manusia baik dan selamat dunia dan akhirat.
No comments:
Post a Comment