Renungkanlah Dari Mana Asal Manusia
"Maka hendaklah memandang manusia." (pangkal ayat
5). Hendaklah manusia merenungkan, asal manusia dan memikirkan atau memandang dengan mata hati
kepada keadaan yang terlindung di balik kenyataan, padahal asal manusia dengan memperhatikan kenyataan itu; perhatikanlah: "Dari apakah msnusia diciptakan." (ujung
ayat 5). Engkau yang telah bertubuh gagah ini, atau manusia yang mabuk dengan
kedudukan dan kemegahan, yang menyangka bahwa dunia ini telah dapat
dikuasainya; perhatikanlah daripada asal mula manusia dijadikan . "Manusia diciptakan
daripada air yang melancar." (ayat 6). Yaitu daripada air mani atau dalam
bahasa tua disebut sperma . Dari puncak kelazatan bersetubuh, melancarlah dengan
cepatnya mani itu keluar, laksana meloncat mendesak keluarnya. "Yang keluar
dari antara shulbi dan taraib." (ayat 7). Maka berkatalah ahli tafsir dan
ahli bahasa; Shulbi ialah deretan tulang punggung laki-laki. Demikianlah
perjalanan darah manusia diatur pada ginjal.
Allah SWT yang akan
memisahkan di antara darah manusia dengan mani. Darah mengumpul kepada jantung;
dari jantung dia berbagi dengan cepat sekali, pergi dan pulang di seluruh
tubuh manusia. Dan dari ginjal yang terletak di tulang punggung itu pula mani tadi
disaringkan, buat turun ke bawah, yaitu kepada buah-buah (zakar ) laki-laki.
Dengan demikian jelaslah bahwa shulbi ialah deretan tulang punggung. Dan
ditating oleh tulang punggung itu terletak ginjal, yang dinamai juga buah
punggung. Taraib ialah tulang dada bagi perempuan, yang di sana terletak
susunya (buah dada ). Maka syahwat perempuan yang menimbulkan maninya itu lebih
berpusatlah kepada susunya. Dan susu itu pula yang dipergunakan Allah menjadi
"magnit" penarik syahwat laki-laki.
Tetapi kemudian susu
itu pula dijadikan penyimpan makanan (air susu) yang akan diminum oleh anak
agar dia besar. Begitulah kejadian asal manusia pada mulanya, yang manusia tidak
boleh melupakan itu, supaya janganlah dia sombong dalam dunia ini.
"Sesungguhnya Dia,, adalah sangat sanggup." (ayat 8). Kalau
kiranya dari air mani yang meloncat melancar dari kemaluan seorang laki-laki
dan seorang perempuan, yang kemudian berpadu satu menjadi nuthfah, dan akhimya
jadi orang, jadi manusia dan diangkat jadi raja atau presiden, jadi ahli fikir
ataupun jadi seorang Nabi, dan yang menciptakan dengan jalan semacam itu ialah Allah
Ta'ala, tentu saja tidaklah layak kita membantah jika Allah itu Maha Kuasa
mengembalikannya hidup sesudah melalui alam kematian kelak. Maka tidaklah layak
manusia yang selalu menyaksikan asal mula jadinya manusia, jika dia membantah
dan tidak mau percaya akan hidup yang kedua kali yang bernama Hari Akhirat itu.
Bilakah itu akan terjadi? Ialah; "Pada hari yang akan jadi nyata segala
yang tersembunyi." (ayat 9). Dalam hidup di dunia ini, dapatlah manusia
bersikap munafik, menyembunyikan keadaan yang sebenamya. Sehingga ada kehidupan
peribadi yang dirahasiakan ke muka umum, dan ada kehidupan di muka umum. Pada
ke¬hidupan di muka umum itu, yang diperlihatkan hanya yang bagus-bagus saja.
Di akhirat kehidupan manusia kelak
terbukalah rahasia itu. Ditelanjangi manusia daripada bungkusan munafiknya.
Kerdillah manusia yang dahulu membesarkan diri. Dan besarlah di hadapan Allah
orang-orang yang taat mengikuti jalan yang digariskanNya, dengan bimbingan
Nabi-nabi. "Maka tidaklah ada baginya sembarang kekuatan pun."
(pangkal ayat 10). Sembarang kekuatan yang kamu megahkan di dunia ini tidaklah
akan menolong. Walaupun engkau mempunyai peluru kendali, bom nuklir, meriam
yang dapat menghancurkan sekian divisi tentara. Dikawal pun engkau kiri kanan
akan percumalah kawalan itu. Sebab engkau di waktu itu sebagai Insan yang kecil
laksana cacing tengah berhadapan mempertanggungjawabkan hidup yang kamu lalui
di masa lampau, di hadapan Tuhanmu sendiri; "Dan tidak (pula) yang akan
membela." (ujung ayat 10). Siapa yang lain yang akan membela? Padahal yang
dihadapi ialah hari akhirat, bukan di dunia yang dapat mencari "Sarjana
Hukum" yang dapat menelaah dan mencari jalan-jalan keluar dari jeratan
undang-undang. Pembelamu kalau ada tidak lain hanya amal di kala hidupmu. bacaan ini adalah menjadi renungan bagi kehidupan manusia supaya sadar memahami keberadaannya dibumi ini.supaya selamat didunia dan akhirat.
terima kasih telah membaca artikel asal manusia ini semoga bermanfaat.
terima kasih telah membaca artikel asal manusia ini semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment